Pages

Jumat, 28 Oktober 2011

Pemuda dan Sosialisasi


 
Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Pada masa ini seseorang sangat labil karena dalam situasi mencari jati dirinya. Pemuda sendiri merupakan golongan yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah yang lebih baik.

Pemuda merupakan bagian terpenting suatu bangsa, baik dan buruknya suatu bangsa tergantung dari para pemudanya. Hal ini berbanding lurus dengan pernyataan orator ulung yang juga merupakan presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno. Beliau berujar,” Beri aku sepuluh pemuda, maka akan kugoncangkan dunia,”. Kalimat ini menggambarkan betapa besarnya peranan pemuda untuk kemajuan suatu bangsa. Jangan lupa! Para pencetus kemerdekaan Indonesia adalah pemuda!

Timbul tanda tanya besar. Bagaimana cara membentuk pemuda yang unggul dan berkualitas. Jawabannya yaitu adalah sosialisasi yang baik. Baik dalam arti sesuai dengan norma dan peraturan yang ada. Pemuda sering salah kaprah dengan model sosialisasi yang ia anut (peroleh). Mereka lebih mengedepankan prinsip “gaul” tanpa memikirkan baik buruknya terhadap diri mereka sendiri.

Merokok, minum minuman keras, memakai narkoba, seks bebas sudah menjadi sebuah kesalahan yang sekarang di perbolehkan dengan tameng “Gaul”. Sungguh sangat memprihatinkan!! Ini menjadi Pekerjaan Rumah (PR) yang sulit untuk kita sebagai pemuda merubah paradigma yang menyebutkan pemuda itu berkesan negatif menjadi pemuda yang mampu membawa bangsa ini kearah perubahan yang lebih baik.

Penulis mempunyai konsep tersendiri bagaimana membentuk pemuda yang unggul dan mampu membawa perubahan ke arah yang lebih baik bagi bangsa dan negara. Konsepnya sangat sederhana namun akan sangat berfungsi dengan sangat baik. Konsepnya yaitu pembinaan dengan Agama.

Dengan agama hidup akan terarah karena kita akan tahu batasan dalam berbuat, mana yang baik mana yang tidak, mana yang menguntungkan dan mana yang merugikan. Agama memberikan ruang untuk berkarya dengan catatan tidak bertentangan dengan agama itu sendiri.

Sholat, mengaji, menutup aurat merupakan ajang pembinaan yang kemudian akan menjadi sebuah kebiasaan (kesadaran) sehingga pemuda sadar dan terbuka hati nuraninya jalan mana yang harus meraka tempuh guna mendapatkan sebuah kebaikan.

Jadi, dengan pembinaan yang baik akan menghasilkan output pemuda yang baik pula. Hal ini selaras dengan ungkapan “apa yang kita tanam adalah apa yang akan petik”.

Sebagai generasi mudah marilah kita menjadi generasi muda yang bearakhlakul karimah (ahlak yang baik). Karena tak akan berguna sebuah gelar Professor tanpa di imbangi dengan akhlak yang baik.

EMAN SULAEMAN
NPM: 52411423

Tidak ada komentar:

Posting Komentar