Saya masih ingat ketika wali kelas saya di kelas 5 SD
menjelaskan tentang Transmigrasi dan urbanisasi. Dari penjelasan beliau saya
menarik sebuah benang merah bahwa terjadi kesenjangan secara ekonomi yang
sangat jauh antara masyarakat kota dan desa. Para Manager, direktur, pejabat
semuanya ada di kota, sedangkan Desa hanya punya petani, peternak, dan semua
tentang kemiskinanan.
Memang seperti itulah kenyataan yang terjadi, pemerintah
seakan tutup mata tentang hal ini. Pembangunan hanya berfokus pada kota
terutama sektorindustri dan ekonomi. Kesenjangan desa-kota yang selama ini terjadi merupakan salah satu
hambatan bagi suatu daerah untuk ikut terjun ke dalam mainstream economy.
Kesenjangan
tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
- Sosial ekonomi rumah tangga atau masyarakat, khususnya kesenjangan pendapatan antara rumah tangga di perkotaan dan di perdesaan;
- Struktur kegiatan ekonomi sektoral yang menjadi dasar kegiatan produksi rumahtangga atau masyarakat, khususnya pada sektor-sektor ekonomi yang menjadi basis ekspor dengan orientasi pasar dalam negeri (domestik) ;
- Potensi regional (SDA, SDM, Dana, Lingkungan dan infrastruktur) yang mempengaruhi perkembangan struktur kegiatan produksi.
Namun, tak ada
yang salah dengan sebuah kesenjangan antara kotadan desa, karena keduanya
mempunyai karakteristik masing-masing yang tak mungkin di baurkan satu sama
lain. Karakteristik itu diantaranya:
Perbedaan karakteristik masyarakat kota dengan masyarakat desa adalah sebagai
berikut :
1)Masyarakat kota memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.Terdapat spesialisasi dari variasi pekerjaan.
b.Penduduknya padat dan bersifat heterogen.
c.Norma-norma yang berlaku tidak terlalu mengikat.
d.Kurangnya kontrol sosial dari masyarakat karena sifat gotong royong
mulai menrun.
2)Masyarakat desa memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.Jumlah penduduk tidak terlalu padat dan bersifat
homogen.
b.Kontrol sosial masih tinggi.
c.Sifat gotong royong masih kuat; dan
d.Sifat kekeluargaannya masih ada.
Perbedaan masyarakat kota dengan masyarakat di desa,
misalnya ketika membuat rumah di desa dilakukan dengan gotong royong sedang di
kota pada umumnya dilakukan dengan membayar tukang. Hubungan sosial
kemasyarakatan di desa dalam satu desa antara satu RT () atau RW (Rukun Warga)
terjadi saling mengenal, sedangkan di kota sudah mulai hilang hubungan sosial
kemasyarakatannya misalnya antara satu RT (Rukun Tetangga) dengan RT yang
lainnya pada umumnya tidak saling mengenal.